Sabtu, 09 Mei 2009

Hai...Jiwa-jiwa Barzakh





Merekalah jiwa-jiwa Barzakh
Malam gelap……
Malam sunyi……
Malam senyap……

Dalam kesendirian malam, keramaian padang ilalang, jiwa barzakh melangkah melewati gundukan-gundukan tanah membujur teratur. TANAH PEKUBURAN…….



Disebuah gundukan yang bertuliskan namanya, jiwa barzakh itu berhenti, menunduk dan sejurus kemudian berdo’a diiringi isak tangis halilintar, gemetar.

Tangannya meraih skup yang sudah tergeletak sejak tadi dipinggir kubur, dan mulailah menggali.
Lima menit berlalu, dan menganga lubang kecil yang memang sudah biasa dibuka. Sekelilingnya disemen rapi. Jiwa barzakh masuk kedalamnya, menutup pintu atasnya, dan mulailah ia merenung.

“Inilah rumahku sesungguhnya. Rumah abadi, rumah kesendirian, rumah kegelapan”. G E L A P.


Jiwa barzakh mendudukkan tubuhnya, bersila. Sekelebat bayangan hadits nabi mulai memenuhi memorinya. “Wakafaa bil mauti waaidzo” dan cukuplah kematian menjadi nasihat.

Tangisan mulai mendera. Air mata mulai menghiasi wajahnya. Guncangan kembali terasa.

“Siapakah engkau?’ tanya jiwa barzakh.
“Aku adalah utusan ALLAH, yang akan mencabut nyawamu. Telah habis masamu di dunia”
“Tidak, tidak, aku belum siap !!!”
“ALLAH telah memberimu waktu untuk beramal. Telah datang peringatan kepadamu tentang usiamu yang hampir usai, tidak ada lagi kesempatan buatmu !!!”
“Tidak,…..tidak…..”
Ditariknya jiwa dari ubun-ubun.
“Sakit……sakiiiiiiit……tolooooong”
Meronta, ditarik, jiwa barzakh melawan, ditarik lagi,
“Tidaaaaaaaaaaak”
ditarik lagi
“Tidaaaaaaaaaaak”
ditarik lagi,
“Tidaaaaaaaaaaak…………
“Tidaaaaaaaaaaak…………
Aaaaaaaaaaaaaaa………….
Jiwa-jiwa barzakh itu menangis, dalam kubur, sunyi, sepi…

Merekalah jiwa-jiwa barzakh
Kubur gelap…..
Kubur sunyi…..
Kubur senyap…

Jiwa itu dibungkus dalam kain kafan yang hitam, basi baunya, bau menyebar kebusukan.
Dibawa naik keatas langit
Tidak bertemu dengan malaikat penjaga langit, kecuali ditanya,
“Jiwa siapakah yang bau busuk ini?”
“Jiwa fulan bin fulan” disebutkan nama jiwa barzakh dengan sebutan yang amat menyeramkan, menggetarkan, menggelegar.
Kembali jiwa barzakh menangis.
Lalu malaikat pembawa sampai dipintu langit, minta dibukakan pintunya.

Pintu langit tidak terbuka, malah terdengar jawaban. “Laa tufattahu lahum abwaabussamaa’iWalaa yadkhulunal jannata hatta yalijal jamalu fii sammil khiyaath”
“Bagi mereka-mereka yang ingkar kepada ALLAH, tidak akan pernah dibukakan pintu langit dan tidak akan pernah masuk kedalam syurga, sampai unta masuk kedalam lubang jarum”.

Terdengar suara

“Dusta hamba Ku, catatkan namanya dalam kitab sijjin, daftarkan ia dineraka jahannam”. Lalu jiwa itu dicampakkan kembali kedunia, dilempar masuk dalam alam kubur. Jiwa barzakh melolong.
“Oh ya ALLAH, ampuni dosa hamba Mu. Kutahu kehidupan didunia hanyalah sebentar. Dan aku akan menghadap kepada Mu, kembali ketempat tujuanku. Kehidupan hari akhir yang penuh dengan kegamangan, kebingungan dan ketakutan orang-orang yang ingkar. Hamba sadar, hamba sadar, hamba sadar……..ALLAH.

Merekalah jiwa-jiwa barzakh
Alam gelap…..
Alam sunyi…..
Alam senyap…

Datang dua orang malaikat
“SIAPA TUHAN MU?” gemetar tanya mereka.
“Aku…aku…aku…tidak tahuuuuu………….”
Ya ALLAH, kenapa lidah ini begitu kelu menyebut asma Mu, kenapa lisan ini begitu kaku. Sungguh, aku telah menghafalnya di dunia, telah kuulang puluhan, ratusan, ribuan ,milyaran kali…… tapi kenapa ya ALLAH,
Apakah kurang khusyu shalatku?,
Apakah kurang panjang do’a ku?,
Apakah kurang basah lisanku?,
Apakah kurang cintaku, dan kurusak dengan cinta-cinta lain selain Mu? Oh….ALLAH.
“Aku…aa….aku tidak tahuuuuuuu…….
“Rasakan siksanya!!!”
Gada, palu, dan rantai menghampiri tubuhnya,
H A N C U R,
Darah berceceran,
Sakit, menjerit, aaaaa….
Dibarukan lagi, dihancurkan lagi,
Darah mengalir, sakit, menjerit, aaaaaaaaa, dibarukan lagi.

“SIAPA NABI MU?” gelegar tanya mereka.
“Aku,…aku…aku…tidak tahuuuuu…..”
Ya habibi, ya Muhammad, kenapa lidah ini begitu kelu menyebutmu, kenapa aku sulit menjawab pertanyaan ini, kenapa? Sungguh telah kuikuti langkahmu, mengajak manusia, berda’wah dengan sungguh-sungguh kepada mereka, mengajak mereka mengenal ALLAH dan engkau. Sungguh telah kuamalkan semua sunahmu. Kujauhi semua laranganmu. Telah kurindu engkau dalam hatiku, bersemayam engkau dalam lubuk batinku.
Apakah kurang ikhlas da’wahku?
Apakah kurang pengorbananku dalam da’wah ini?
Apakah ia diiringi dengan riya’, dan mengharapkan pamrih manusia? Oh, Muhammad.
“Aku….aku…aku tidak tahuuuuu….”
“Rasakan siksanya!!!”

“APA KITAB MU?” gelegar petir tanya mereka.
“Aku..aku….aku… tidak tahuuuuu…..”
Ya hudaaan, ya Qur’an, kenapa lagi lidahku? Kenapa namamu tak mampu kusebut dan kujawab pertanyaan ini, agar selesai sudah semua penderitaan?
Telah kubaca engkau, dihari-hari sibukku, penghias batinku ditengah-tengah kehidupan yang penuh coreng moreng nista, dosa dan maksiat. Telah kuhafal engkau sebagai teman malamku. Saat orang lain terlelap, kulantunkan kalimatmu yang indah, dan menangis daku. Mana air mataku, ia telah menjadi saksi bahwa aku pernah menangis didunia karena membacamu. Telah kubela engkau, saat manusia bodoh menghina dan menginjak-injak isi kandunganmu.
Apakah kurang suci lisanku?
Apakah kurang baik tajwidku?
Apakah kupermainkan engkau, karena kutahu isinya namun tak mengamalkan?Oh….Qur’an , “aku….aku….aku tidak tahuuu…….”
“Rasakan siksanya!!!!”

“DI MANA KIBLATMU?” tanya mereka
“Oh……oh….oh aku tidak tahuuuu….”
Ya Ka’bah mukarromah, kenapakah lidahku? Kenapa engkau tak mampu kusebut dan kujawab pertanyaan ini agar ringan penderitaanku? Sungguh, telah kuhadapkan wajahku mengarah kepadamu, puluhan kali dalam sehari. Kutambah amalan yang wajib dengan shalat-shalat sunnah. Telah kuraba engkau, sesampainya dirumahmu bersama jutaan manusia lain yang melaksanakan haji. Telah sering kubincangkan engkau dalam seruan mengajak manusia untuk membangun masjid agar bertambah banyak yang mengarahkan wajahnya padamu.
Apakah kurang bermakna shalatku?
Apakah kurang lantunan takbirku?
Apakah kukhianati engkau, karena ada kiblat lain dalam kehidupanku? Oh….Ka’bah mukarromah.
“aku…aku…akutidak tahuuuu……”
“Rasakan siksanya!!!”
Gada, palu dan rantai menghampiri tubuhnya, HANCUR, Darah berceceran, sakit, menjerit,aaaa……
Dibarukan lagi,
Dihancurkan lagi, Darah mengalir, sakit, menjerit, aaaaa, dibarukan lagi.
Jiwa-jiwa barzakh menangis, pilu menyayat hati. Mengguncang keras bagai pipit, menghias dinding-dinding kubur yang sempit, menghimpit.

Merekalah jiwa-jiwa barzakh…

Seluruh tubuhnya basah dengan air mata.Kristal-kristal putih berloncatan dari matanya yang sendu kuyu. Linangannya menggenang jatuh kedasar kubur buatan yang sengaja dikarya jiwa berzakh untuk selalu mengingatkannya pada rumah abadi.
Ditempat inilah, jiwa berzakh mengadukan keluh kesahnya kepada ALLAH, zat yang menciptakan mereka tentang kelemahan dirinya. Mereka, jiwa-jiwa berzakh itu selalu merasa tak sempurna walau telah berusaha memenuhi tugasnya didunia. Mereka siapkan hidupnya untuk menjawab pertanyaan sulit, hasil evaluasinya terhadap fungsi kehidupannya sebagai manusia.
Mereka, jiwa-jiwa berzakh itu sadar, mereka akan masuk kedalam kubur buatannya. Suatu hari nanti. Dan tak akan pernah membukanya kembali sampai saat ia dibangunkan dialam mahsyar. Ia tebar banyak saksi, kristal air mata disana, agar dapat membelanya, menunjukkan pada sang penanya, Munkar-Nakir, bahwa ia pernah menangis ditempat ini, mengingat kematian. Dan alam berzakh……
Malam ini, jiwa berzakh itu masih dapat membuka pintu kubur, untuk melanjutkan kehidupan. Entah sampai kapan waktunya……..

Merekalah jiwa-jiwa barzakh…..
Malam gelap, kubur gelap, langit gelap,
Hati terang seterang rembulan……………

# Al-‘Izzah ed……. #



“ Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka masuk syurga, hingga unta masuk kelobang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan diatas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang zalim.”

QS. Al- A’raaf : 40 & 41.

(oleh Yahdi Siradj)

Ma'af bukan maksud tuk menjadi phobia, bukan juga tuk putus asa tapi tuk menjadikan kita semakin ingat....ingat....dan ingat akan kematian. Suka - tidak suka, senang - tidak senang, tetap kematian itu akan senantiasa mengikuti kita maka PERSIAPKANLAH HAI JIWA-JIWA BARZAKH.....!!!!!

Senin, 27 April 2009

Berjuang dan Menang

Apapun yang terjadi di sekitarmu, berusahalah untuk selalu menjadi yang terbaik,
Hiduplah untuk memberi banyak orang, jangan hidup mengharapkan pemberian banyak orang,
Jadilah manusia yang memberi arti bagi siapa saja yang mengenalmu walau sesaat,
Cintai orang-orang di sekitarmu, beri kesempatan mereka untuk maju, jadikan mereka berprestasi, niscaya Tuhan yang Maha Kuasa akan senantiasa mencintaimu dan memberikan pertolongannya yang terbaik...

Aduh maaf

Bagi semua blogger idonesia,
Mohon maaf nich kerna satu dan lain hal beberapa waktu yang lalu (dan akan datang) kayaknya waktuq bwt ngeblog jadi bolong-bolong nich, akibatnya kabar yang terupdate jadi telat or dak runtut sesuai TKP
tapi aku janji sepanjang ada kesempatan untuk tetap saling berbagi lewat blog ini, ok
keep spirit blogger indonesia!

Selasa, 09 Desember 2008

Takzimku Untukmu, Bapak

Hari masih pagi ketika aku dibangunkan di suatu subuh yang cerah, “Ayo bangun nak, tunaikan shalat! hari ini Idul Fitri, bukankah katamu tadi malam mau ikut bersilaturahmi ke mesjid”...Aku tergeragap, kupaksakan diriku untuk bangun sekalipun mata terasa pedas, oh iya pantas saja karena tadi malam tidurku tidak biasanya, ini tahun pertama aku diizinkan tidur hingga menjelang pagi, ikut bertakbir di mesjid bersama orang tua dan teman sebayaku, ah serunya...

Kumandang azan shubuh mengantarku pergi berwudlu, tak lama kemudian aku sudah bersiap mematut-matut diri didepan cermin, mengenakan kain sarung baru hasil tabungan uang jajanku (ini memang keinginan sendiri, belakangan aku tahu ternyata uang tabungan nggak cukup buat beli sarung, sisanya pasti ditambahi bapak) sekilas kulihat bayangannya di depan cermin, matanya berkaca-kaca...aku tahu pasti hatinya takjub melihat anak kebanggaannya sudah beranjak remaja.

Aku memanggilnya Bapak, bagiku tidak ada lagi lelaki pembentuk hidupku yang patut dibanggakan selain dirinya, perawakannya sedang, tutur katanya mengalir meresap ke dalam sanubari, hal yang selalu kami sukai yaitu sore hari tatkala beliau pulang kantor. Setiap hari ada saja yang beliau bawa sebagai buah tangan, tak perduli apapun bentuknya, oleh-oleh itu selalu menjadi rebutan buatku dan kakak-kakakku. Bapak selalu mengerti, salahsatu buah tangan farovitku adalah majalah anak-anak si-kuncung, terkadang beliau membeli mainan, terkadang makanan, apapun bagi kami sebenarnya tak jadi soal, bahkan ketika suatu kali beliau lupa pun kami tetap menyambut dan membawakan tasnya masuk, setelah beliau beristirahat ini saatnya kami berkumpul mendengarkan cerita-ceritanya, beliau memang menjalani berbagai profesi dalam mengiringi langkahnya sebagai guru yang semuanya dia tujukan untuk kemajuan pendidikan anak didiknya. Bapakku memang hebat, sehebat ceritanya, lucu, sekaligus pandai menyelipkan hikmah dibaliknya. Ah masa kecil yang indah.

Semburat jingga mengantarkan kami bersiap menyambut maghrib, tak bosan-bosannya bapakku mengajarkan kami mandi dan berwudlu dengan benar, teman-temanku mulai berdatangan, juga beberapa anak yang usianya diatas atau dibawahku, rumah kami memang setiap ba’da maghrib selalu dijadikan tempat mengaji, ini sebenarnya atas inisiatif Bapak beserta warga kampung karena letak mesjid kebetulan cukup jauh, keluargaku menjadi terbantu karenanya, keberadaan pengajian ini menjadikan rumah kami lebih semarak, terkadang kami berkumpul dan bercengkrama menghabiskan penganan sekedarnya sebagai rasa syukur salahseorang teman kami yang ngajinya khatam.

Pak guru, pak mantri atau apapun nama panggilan dari setiap orang kepada bapak, selalu membuatku bangga. Betapa tidak, diusianya yang mulai tidak muda lagi, bapak tetap menjadi ikon di kampung kami. Aneh memang, bapakku cuma seorang kepala SD, bukan kepala desa, juga bukan dukun beranak apalagi seorang dokter. akan tetapi bahkan orang yang mau melahirkan pun datang meminta bantuan, beberapa muridnya yang kurang mampu bahkan ada yang dijadikan anak angkat dan dibantu sekolahnya hingga tamat dan bekerja. Sekalipun demikian, belum pernah aku mendengar bapak menunjukkan ketidakikhlasannya, hingga anak-anaknya tumbuh dewasa, sekolahnya menjadi sekolah teladan dan terpavorit, murid-muridnya telah banyak yang merantau bekerja dan berhasil, bapak tetap saja dalam perilaku dan metodenya mengayomi masyarakat, mengajarkan anak didiknya melek huruf, membaca Al-Qur’an, shalat, mengaji dan beberapa metode praktis hidup bermasyarakat.

Seperempat abad telah berlalu, kini Bapak sudah tidak muda lagi, usianya sudah memasuki masa pensiun, demi mempersiapkan masa pensiunnya bapak mempunyai rencana yang berbeda dibandingkan orang kebanyakan, bertani...ya bagi bapak bertani adalah keinginan kedua hidupnya dibalik ketentraman alam pedesaan, pengalaman hidupnya yang berpuluh tahun mensyaratkan keinginan untuk hidup tenang di usia senjanya. Kini, diusianya yang ke tujuhpuluh satu, bapak masih tetap berprestasi, tenaganya masih kuat sekedar mengayunkan cangkul, jauh dari keramaian dan dikelilingi anak cucu yang setia, semangat bapak tetap tak kenal usia, hasil bertaninya sempat memperoleh penghargaan, bantuan pemerintah bahkan dikunjungi dirjen pertanian, satu lagi pelajaran yang aku ambil atas pribadi bapak, tak kenal menyerah dan putus asa memberikan yang terbaik bagi orang di sekelilingnya, hingga hayat dikandung badan.

Idul Fitri itu telah berlalu, akan tetapi keberadaanmu takkan pernah lekang dalam ingatanku. Teruntuk Bapak di kampung halaman, ingin kusampaikan sembah baktiku yang paling mendalam, ingin kupersembahkan karya terbaikku, takzimku sepenuh hati kepadamu, Bapak!

Rabu, 03 Desember 2008

Cintailah Aku Apa Adanya

Karya : Chicken Soup

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan,saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif sertaberperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

“Mengapa?”, dia bertanya dengan terkejut. “Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan”. Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?”.

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.

Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?” Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok.”. Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan … “Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.” Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

“Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang. Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu selalu pegal-pegal pada waktu “teman baikmu” datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi “aneh”. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.

“Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

“Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.”

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

Istri Shalihah Penyejuk Hati

sumber : tentang-pernikahan.com

Dengan wajah lesu dan tatapan penuh kekecewaan, seorang suami mengadukan permasalahan yang sedang dia hadapi bersama istrinya kepada salah seorang sahabatnya yang mengerti agama.

“Saya hampir tidak pernah menikmati kecantikan istri saya yang sebenarnya dia miliki, “kata si suami mengawali pengaduannya. Istrinya hanya mau berdandan bila akan ke pesta atau sekedar jalan-jalan. Tetapi si istri tidak punya kebiasaan seperti itu bila tidak keluar, bahkan dianggapnya lucu karena bukan pada tempatnya untuk berdandan di rumah. Begitulah kira-kira isi keluhan si suami. Sahabatnya menasehati. “Tunaikanlah hak istrimu yaitu didiklah ia dengan ajaran agama, agar mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya, bersabar dan banyaklah berdoa pada Allah. “Suami itu tersentak sadar bahwa meskipun perjalan rumah tangganya dengan sang istri telah membuahkan lima anak dia sama sekali belum menunaikan hak istri yang satu ini.

Istri Shalihah

Ingin selalu tampil cantik dihadapan lawan jenisnya sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi umumnya wanita. Namun kenyataan yang ada sekarang sering istri berpikir terbalik. Didalam rumah dan dihadapan suaminya, istri merasa tidak begitu perlu untuk tampil dengan dandanan yang cantik dan memikat. Namun jika keluar rumah segalanya dipakai; baju yang bagus, aksesoris indah, make-up yang mencolok dan parfum yang semerbak turut melengkapi agar dapat tampil wah.

Lalu bagaimana cara menyelamatkan keadaan yang terbalik ini?
dengan penuh kemantapan dan tanpa ragu sedikitpun, jawabannya adalah kembali kepada ketentuan syari’ah islam dan tidak ada alternatif lain. Islam telah memberikan bimbingan, bagaimana menjadi istri yang shalihah, sebagaimana ciri-cirinya telah disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam. Bahwa beliau bersabda:

“Apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta suaminya.” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i, di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786)

Kalau kita lihat tuntunan islam diatas, ternyata bukanlah suatu yang sulit untuk dilaksanakan. Siapa pun bisa melakukannya. Disamping itu istri yang mempunyai tiga ciri diatas memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan diibaratkan sebagai perhiasan dunia yang terbaik; sebagaimana yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:

“Dunia adalah perhiasan (kesenangan) dan sebaik-baik perhiasan (kesenangan) dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (HR.Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash)

Diniatkan untuk Ibadah

Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas perasaannya. Lihatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam ketika Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya:

“Siapa diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab, “Suaminya.. “ (HR. Hakim dan Al-Bazzar)

Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan istri kepada surga-Nya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan di shahihkan oleh Al-Albani:

“Bila seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan dan memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka kelak dikatakan kepadanya: “masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau inginkan.”

Kemudian hendaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:

“Andaikan saja dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan Shahih)

Terlalu banyak peluang bagi seorang istri untuk beribadah kepada Allah dalam rumah tangganya dan terlalu mudah dalam memperoleh pahala dalam kehidupan suami istri. Namun sebaliknya terlalu mudah pula seorang istri terjerumus kepada dosa besar kalau melanggar ketentuan yang telah Allah gariskan. Yang perlu diingat oleh istri ialah agar berupaya mengikhlaskan niat hanya untuk Allah dalam melaksanakan kewajibannya sepanjang waktu.

Menyenangkan Hati Suami

Apabila diperintah oleh suaminya, istri diwajibkan untuk mentaati. Dan apabila suaminya tidak ada dirumah, istri harus pandai menjaga dirinya dan kehormatannya serta menjaga amanah harta suaminya. Istri yang demikian ini akan dijaga oleh Allah sebagaimana Firman-Nya:

“ ..maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa’: 34)

Adapun kriteria pertama dan ciri-ciri shalihah; Imam As-Sindi mengatakan dalam bukunya Khasyiah Sunan Nasai juz 6 hal 377: “Menyenangkan bila dipandang itu artinya indahnya penampilan secara dzahir serta akhlaq yang mulia. Juga terus menerus menyibukkan diri dalam taat dan bertaqwa kepada Allah.”

Banyak hal yang dapat menyenangkan hati suami, diantaranya: penampilan diri agar enak dipandang, dan berbicara dengan menggunakan tutur yang menyenangkan serta dalam hal pengaturan rumah mampu menciptakan suasana bersih dan nyaman.

a. Penampilan Diri

Umumnya suami lebih sering keluar rumah untuk menunaikan tugasnya apakah itu bekerja mencari nafkah ataukah berdakwah, sementara kita tahu keadaan di luar, sangat mudah sekali pandangan mata menjumpai wanita yang berpakaian minim dan menyebarkan aroma wewangian. Sekalipun seorang istri percaya suaminya akan berusaha memalingkan wajah dan menundukkan pandangannya karena takut dosa, namun laki-laki yang normal mungkin dapat tergoda melihat aurat yang haram tersebut. Diakui atau tidak, hal ini sangat mungkin terjadi.

Bagaimana seandainya istri merasa tidak perlu untuk tampil cantik dihadapan suami dengan alasan tidak adanya waktu karena telah tersibukkan dengan anak dan urusan rumah, apalagi bila tidak ada pembantu. Sehingga dengan penampilan seenaknya dan terkadang (maaf) menyebarkan aroma yang kurang sedap ketika menyambut suaminya yang baru datang dari luar.

Berpakaian model apapun yang diingini dan disenangi suami dibolehkan dalam syariat islam dan tidak ada batasan aurat antara istri dan suaminya. Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan memagari suami dari maksiat. Mata suami akan tertutup dari melihat pemandangan haram di luar rumah bila mata itu dipuaskan oleh istrinya dalam rumah. Jika istri tidak dapat memuaskan atau menyenangkan suami sehingga suaminya sampai jatuh dalam kemaksiatan (tertarik melihat pemandangan haram di luar rumah) maka berarti si istri turut berperan membantu suaminya bermaksiat kepada Allah.

b. Berbicara yang Enak

Pada saat suami istri duduk-duduk sambil berbincang tentang barbagai hal, hendaknya istri memlilih ucapan yang baik dengan tutur kata yang indah dan lembut serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak disukai oleh suami. Demikian pula ketika suami berbicara istri sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak memotong pembicaraan suami.

c. Pengaturan Rumah

Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar dari aroma yang kurang sedap. Walhasil, ciptakan suasana rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. Bukankah segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah?

Proposal Nikah

Latar Belakang

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, sebagai hamba Allah saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah! Dan Allah telah berfirman: "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa': 32).

Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan, belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

Dasar Pemikiran

Dari Al Qur'an dan Al Hadits :

1. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).

2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

3. ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).

5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).

7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).

8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).

10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).

11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).

12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).

13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).

14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).

15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."

16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).

17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).

18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).

19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).

20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).

21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).

22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).

23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

Tujuan Pernikahan

1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi

1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ¡§Man Jadda Wa Jadda¡¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
3. Termasuk tathhir (mensucikan diri).
4. Secara materi, Insya Allah siap. ¡§Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¡¨ (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan

* Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
* Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
* Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
* Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
* Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :

* Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
* Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
* Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
* Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.

Memperbaiki Niat :

Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)

Penutup

"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================

Maraji / Referensi :

1. Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
2. Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
3. Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
4. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
5. Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
6. Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
7. Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
8. Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
9. Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
10. Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.

Sumber : www.dudung.net